TAPTENG POST – Pedagang di Pasar Tradisional (onan) Sibuluan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, ramai menjual air limau untuk mandi Balimo-limo menyambut Puasa Ramadan.

Air limau berwarna hijau kecoklatan dimasukkan ke dalam botol-botol plastik bekas. “Ini harganya Rp. 5 ribu,” kata salah seorang pedagang sambil menunjuk air limau dalam botol bekas air mineral ukuran sedang, Selasa (21/3/2023).

Balimo-limo memang sudah menjadi tradisi masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah, sebelum memasuki bulan puasa. Tradisi ini tujuannya untuk membersihkan diri sebelum melangsungkan ibadah puasa.

Balimo-limo merupakan tradisi mandi ke sungai yang dilakukan satu hari sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Kegiatan ini banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa daerah di Sumatera Utara menyebutnya secara berbeda. Seperti warga Kabupaten Tapanuli Tengah menyebut Balimo-limo, sedangkan masyarakat Mandailing Natal menyebutnya Marpangir.

Mandi Balimo-limo atau ada juga yang menyebut mandi Limau atau Mandi Balimau merupakan sebuah prosesi mandi dengan air campuran rempah-rempah yang disebut air limau.

Air limau adalah dedaunan wangi yang terdiri dari daun pandan wangi, daun serai wangi, daun nilam, daun kambelu, daun silayu, daun jeruk kesturi, dan daun jeruk purut Seluruh dedaunan di rebus hingga mendidih. Selanjutnya air limau berwarna hijau tersebut dimasukkan ke dalam botol-botol plastik bekas. Air limau tersebut nantinya dibilas ke seluruh tubuh, mulai kepala, rambut hingga ujung kaki.

Masyarakat Tapanuli Tengah sering melaksanakan Balimo-limo ini dengan mandi bersama di sungai pada sore hari, sebelum adzan maghrib berkumandang.

Di Kabupaten Tapanuli Tengah, sungai-sungai yang bisa dikunjungi untuk mandi Balimo-limo yakni Sungai Sihaporas di Pandan, Sungai Sarudik, Air Terjun Sibunibuni, Sungai Lukbon di Kecamatan Pinangsori, Sungai Pondok Bambu di Kecamatan Tukka, Sungai Aek Sirahar di Barus, Air Terjun Sampuran Dolok Bunga di Sirandorung, Air Terjun Sampuran Sirantabe di Manduamas.

Menurut salah satu tokoh masyarakat Tapteng, Abdul mengatakan mandi Balimo-limo telah menjadi tradisi sejak lama di daerah mereka.

“Tradisi mandi bersama ini telah dilakukan sejak zaman nenek moyang kita. Selain sebagai persiapan menyambut bulan puasa, tradisi ini juga dianggap sebagai cara untuk membersihkan diri untuk mulai puasa,” kata Abdul. (red)

Yuk! baca artikel menarik lainnya dari Tapanulipost.com di GOOGLE NEWS